Jumat, 07 September 2007

Pengharaman PLTN muria oleh NU: Cari Muka atau Kebodohan???


Pembaca yang budiman, melihat dari judul di atas,mungkin agak sedikit ekstrem dan terlihat memojokkan sebuah organisasi ulama bernama NU atau Nahdlatul Ulama
tujuan asal saya bukan untuk memojokkan NU, namun melihat hal-hal seperti ini banyak terjadi di indonesia, saya jadi sedikit geram mendengarnya, bukannya NU tidak boleh ikut campur, hal ini pun juga bisa dibahas dengan cara agama islam sebagai agama yang rahmatan lil alamin (membawa rahmat kepada seluruh alam)

mari kita bahas lebih dalam, pengadaan PLTN ini dimaksudkan untuk membuat sebuah pembangkit listrik berbiaya murah namun dapat membangkitkan listrik dengan tenaga yang sangat besar, sekian gram uranium, konon dapat menghidupkan listrik seluruh jakarta
bandingkan dengan pembangkit yang menggunakan BBM seperti solar, dibutuhkan banyak BBM untuk menghidupkan listrik dan tentu saja, energi BBM ini sudah sangat kritis, harganya makin tahun sudah dipastikan bakal terus naik,meskipun terlihat naik-turun, namun trend harga minyak dunia dipastikan bakal terus naik, BBM ini pun diperkirakan tidak akan lama lagi habis,
sebagai tambahan, BBM yang mahal membuat tarif listrik menjadi mahal (baca:merugikan masyarakat)

saya ingin sedikit mengutip pernyataan anggota DPR dari Fraksi PAN, Tjatur Sapto Edy

PLTN Patut Dipertimbangkan Bagi Tjatur, PLTN patut dipertimbangkan sebagai energi masa depan. Pada tahun 2025, diperkirakan Indonesia akan membutuhkan energi 100.000 MW. "Sekarang hari kita hitung. Kita akan memenuhinya pakai sumber apa? Minyak akan habis 13 tahun kemudian. Cadangan minyak kita saat ini hanya 4 miliar. Sementara pasokan gas juga tidak mencukupi," kata dia. Untuk energi listrik, sebenarnya pembangkit yang paling murah adalah PLTA. "Namun, kita ini tidak pandai menjaga kontinuitas air. Debit air di sejumlah waduk kita berkurang jauh, karena penggundulan terjadi di mana-mana," tutur dia. Karena itu, sebagai energi alternatif, PLTN perlu dicoba. Sebab, selain efisien, PLTN juga terbilang murah. "1 kg uranium bisa membangkitkan 50.000 KWH. Bandingkan dengan 1 liter BBM hanya bisa membangkitkan 4 KWH," kata lulusan ITB ini. Bila PLTN dibangun di Indonesia, maka seperti Korea, sosialisasi kepada masyarakat harus bagus. "Di Korea, saat nuklir mulai dibangun, juga ada penolakan dari masyarakat. Tapi, setelah dicoba, Korea pun berhasil. Pembangunan PLTN juga bisa memunculkan pertumbuhan ekonomi," jelas Tjatur. Karena itu, Tjatur berharap rakyat Indonesia tidak menjadi rakyat yang minder. "Kita harus punya percaya diri. Nuklir ini merupakan amanah Bung Karno. Ternyata Bung Karno telah memiliki pandangan jauh ke depan, dia telah memikirkan energi di masa depan. Kita pasti bisa, tidak usah takut dengan kebocoran, asal standar operasi kita jalankan," kata dia.

dari pernyataan di atas, kita dapat mengetahui betapa besar manfaat energi nuklir bagi kelangsungan pengadaan tenaga listrik di indonesia ini, jadi, alasan apakah yang harus dipakai untuk menghentikan program nuklir ini?
mari kita kutip pernyataan dari seorang anggota Greenpeace


"Insiden pascagempa di PLTN Kashiwazaki di Jepang seharusnya diperhatikan pemerintah. Apalagi Indonesia termasuk negara yang rawan gempa," kata Juru Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Asia Tenggara Nur Hidayati.

Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) terus maju dengan rencananya membangun pembangkit listrik tenaga nuklir di dekat Gunung Muria di Jawa Tengah.

Hidayati khawatir, getaran bumi sekecil apapun dapat mengakibatkan bencana nuklir. Dampak-dampak kebocoran radioaktif yang disebabkan oleh gempa ataupun letusan gunung dapat menjadi bencana besar untuk Pulau Jawa yang berpopulasi lebih dari 100 juta jiwa.

Perusahaan-perusahaan dari Jepang, Korea Selatan, dan Prancis sedang berusaha memenangkan kontrak membangun empat reaktor nuklir berkapasitas 1.000 megawatt.

Proses 'bidding' untuk reaktor pertama yang akan dibangun di Ujung Lemahabang rencananya akan dimulai dalam dua tahun mendatang dan sudah akan disetujui sebelum tahun 2010.

"Energi nuklir mengalihkan perhatian kita dari solusi-solusi energi bersih yang terbarukan, lebih nyata dan banyak potensinya di Indonesia," pungkas Hidayati.


melihat komentar dan pendapat dari anggota greenpeace diatas, sangat terkesan tidak ilmiah dan hanya berdasarkan kekhawatiran belaka, bahkan mengenai solusi energi bersih yang terbarukan, Hidayati pun tidak menyebutkan apakah alternatifnya, padahal , kita semua, termasuk si hidayati sangat memerlukan yang namanya energi listrik, mari kita bayangkan satu hari tanpa listrik sedikit pun..............

fatwa yang dikeluarkan NU pun tidak didasarkan kepada dalil-dalil agama yang konkret, mereka hanya mengandalkan prinsip-prinsip keagamaan dalam kehidupan sehari-hari
mereka juga tidak mengetahui teknis pelaksanaannya seperti apa. saya melihat pengharaman oleh NU ini lebih kepada asal-asalan dan cari muka terhadap rakyat dan orang-orang Greenpeace, sebagai ulama NU yang berprinsip, harusnya mereka tidak sekedar mendukung organisasi yang menurut saya berseberangan dengan mereka, katakan saja GreenPeace ini adalah buatan orang barat, berkiblat di barat, dan berpusat di barat, bukan berpusat kepada keislaman, seperti NU, jadi dimanakah harga diri NU sebenarnya
seharusnya sebelum mengeluarkan fatwa-fatwa nyeleneh seperti itu, dilihat saja teknisnya seperti apa, pemerintah sudah punya "alat"nya yaitu sertifikasi Amdal
saya akan kutip pemberitaan dari detikcom:

KLH: Fatwa Haram PLTN? Lihat Dulu Proses Amdalnya
Irwan Nugroho - detikcom
Jakarta - Penolakan NU dan warga Jepara atas rencana pembangunan PLTN Muria dianggap wajar. Namun ada baiknya semua pihak melihat dulu proses amdalnya. "Jadi biarkan proses amdal itu yang berjalan. Kan di sana nanti juga ada yang namanya partisipasi masyarakat atau semacam public hearing," kata Deputi Komunikasi Lingkungan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Negara Lingkungan Hidup (KLH) Sudaryono. Sudaryono menyampaikan hal itu di sela launching Cool Energy Exhibition Care for the Change yang akan digelar 8-14 Desember di Hotel Shangri-La, Jakarta, Selasa (4/9/2007). Acara tersebut digelar berbarengan dengan konferensi internasional tentang perubahan iklim (3-14 Desember) di Nusa Dua, Bali. Terkait PLTN Muria, imbuh dia, selama ini masih belum dilakukan, karena proyek itu masih dalam tahap wacana. "Kapan dilakukan, ya tergantung kesiapan dalam pelaksanaannya. Jadi dilaksanakan atau tidak, masih dalam wacana," ujar dia. Namun pada prinsipnya, dia berharap pembangunan PLTN Muria tetap berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. "Jadi kalau kita lihat nuklir ini di dalam pembangunannya diperlukan SDM dan kehati-hatian, dan inilah yang akan kita dekati dulu," kata dia. Soal fatwa haram NU, KLH tidak terlalu menggubrisnya. "Pokoknya saya tidak melihat itu. Kita dari Kementerian Lingkungan Hidup melihat dari dampaknya terhadap lingkungan dan itu kita kasih melalui amdal," ujar dia.


saya ingin mengajak pembaca untuk sedikit berfikir kembali, kejadian penolakan tanpa alasan ilmiah ini tidak sekali-dua kali terjadi di Indonesia
kita sering mendengar penolakan aplikasi SUTET yang dibilang mengganggu kesehatan atau membahayakan lingkungan, jelas hal tersebut tidak ada bukti ilmiahnya mengenai kerusakan yang diakibatkan oleh SUTET, namun, saya jujur saja, karena KEBODOHAN dan masyarakat kita yang mudah terprovokasi, maka hal itu seringkali terjadi, soal SUTET, saya sudah menemukan jawaban yang tepat, yang nyata-nyata SUTET tidak mengganggu kesehatan manusia, silahkan di klik disini untuk keterangan lebih lanjut
l

NU sebagai organisasi ulama berkelas seharusnya mempertimbangkan baiknya secara ilmiah sebelum menurunkan fatwa, hal ini juga disayangkan oleh MUI, bayangkan saja, surat resmi pembuatan PLTN Muria belum turun, namun NU sudah mengeluarkan fatwa-fatwa seperti ini,
tampaknya masyarakat kita lebih harus dididik mengenai kritisnya energi dan alternatif-alternatif energi lainnya

sekian dulu ketikan saya yang kali ini, semoga bermanfaat

Tidak ada komentar: