Rabu, 03 September 2008

Antara Jakarta dengan Manila

malam yang cerah saya bersama dengan kakak saya terbang menuju manila dengan menggunakan Cebu Pacific Airlines sekitar 3,5 jam lamanya dari jakarta, singkat cerita saya tiba di manila dan menuju ke apartemen abang saya dari airport, perjalanan yang saya bayangkan akan sesumpek dan macet macam jakarta nyatanya tidak terbukti, lalu lintas di manila sangat tertib dan tidak ada kemacetan yang parah ditambah dengan tarif taksi yang cukup murah karena semua taksi disana telah menggunakan tabung gas LPG sebagai bahan bakarnya, dari bandara menuju apartemen sekitar 12 kilometer, di argo menunjukkan tarif dibawah 100 peso, menandakan kita membayar tidak sampai 20ribu rupiah

di manila ada sebuah angkutan khas bernama jeepney, angkutan ini merupakan modifikasi dari jeep-jeep peninggalan perang dunia ke dua, gambarnya seperti ini



yang membuat kota manila cukup berkesan bagi saya adalah ketertibannya dan biaya hidup yang murah, meskipun filipina bukanlah negara yang sangat maju seperti singapore,namun kota manila sudah sangat layak untuk dijadikan contoh bagi jakarta, dimana pejalan kaki di manila diperhatikan kenyamanannya, kemacetan lalu lintas tidak separah jakarta, ketertiban parkir juga bagus, jarang kendaraan parkir sembarangan, sepeda motor sangat jarang disana

ada lagi yang unik, biasanya kalau kita menyeberang jalan harus menaiki jembatan penyeberangan, di makati city, metro manila yang ada malah kita turun ke bawah tanah untuk menyeberang, tentu saja setiap ada tangga menuju naik pasti menggunakan tangga berjalan sehingga tidak menyebabkan kelelahan

ada lagi sebuah program pemerintah manila yaitu Senior Citizenship priority, memprioritaskan para penduduk/turis berusia lanjut untuk dapat menikmati fasilitas2 tertentu

pada akhirnya saya hanya ingin menghimbau kepada pak kumis gubernur kita, coba untuk mencontoh manila saja terlebih dahulu tidak usah jauh2 mencontoh singapore, para ekspatriat yang bekerja disana percaya bahwa "quality of live" di  manila lebih baik ketimbang di jakarta, jadi, saatnya jakarta berbenah!!jangan kalah!!