Kamis, 29 Mei 2008

Fenomena Internet Artist

artis lahir di dunia penyiaran radio adalah hal biasa dan lumrah
artis lahir di dunia film lebih-lebih
begitu juga artis yang muncul dari dunia pertelevisian

NAMUN

jaman telah berubah

kini dari internet, artis pun bisa lahir

seperti fenomena video numa-numa dibawah ini




orang ini iseng melakukan lyp-sinc dengan lagu dari boyband o-zone, berawal dari iseng kemudian video ini di upload ke youtube dan entah bagaimana ceritanya *saya tidak mengikuti baik2* video ini meledak dengan jumlah lebih dari 14 juta kali ditonton

alhasil karena ledakan yang luar biasa ini, timbullah ide untuk membuat video klip yang disebarkan ke internet secara professional oleh si bintang video ini (Gary Brolsma) bahkan pada akhirnya si Gary Brolsma ini membuat web nya sendiri untuk mem publish video ini, bisa dilihat pada www.newnuma.com

zaman telah berubah!!
anda pun bisa!!
mengapa tidak mencoba?

Selasa, 27 Mei 2008

Pantaskah Harga BBM indonesia saat ini

pembaca yang budiman

beberapa hari terakhir ini kita tentu saja tahu di negara ini sedang ribut akibat kenaikan harga BBM, yang tentu saja menimbulkan berbagai dampak di penjuru negeri ini,mulai dari mahalnya biaya hidup sampai tentu saja menimbulkan berbagai konflik mulai dari demonstrasi, aksi menaikkan harga angkutan umum sepihak dan lain sebagainya

seperti yang kita tahu, pemerintah menaikkan BBM dengan alasan "MAHALNYA HARGA MINYAK DUNIA"

pertanyaannya adalah, apakah indonesia tergantung dengan harga minyak dunia?
padahal indonesia memiliki produksi minyak sendiri yang melebihi konsumsi dalam negeri

pemerintah kita menaikkan BBM tidak pernah menyebut angka eksak mengenai mengapa BBM mesti naik, mereka hanya menyebut tingginya harga minyak dunia

oleh karena itu saya sebagai rakyat jelata yang bodoh dan tidak sepintar pemerintah kita mencoba membawakan angka-angka mengenai produksi,konsumsi, ekspor dan impor minyak bumi kita

inilah data nya:


grafik:






Tabel:









Tahun
Produksi
Konsumsi
Ekspor
Impor
2008
84,822,501.00
76,714,500.00
29,623,200.00
23,224,200.00
2007
347,493,172.00
321,302,814.00
127,134,792.00
110,448,506.36
2006
359,289,337.00
349,845,435.00
114,147,764.31
113,545,934.13
2005
385,497,959.00
357,493,997.00
156,766,006.00
120,159,324.81
2004
400,486,234.00
375,494,636.00
180,234,938.00
148,489,589.13
2003
415,814,157.00
373,190,759.00
211,195,794.52
129,761,738.00
2002
455,738,915.00
358,806,832.00
216,901,729.00
121,269,175.75
2001
489,849,297.00
375,668,315.00
239,947,960.00
118,361,896.69
2000
517,415,696.00
383,955,955.00
225,840,000.00
79,206,903.00






Data terakhir: Maret 2008


dari data diatas, dari tahun ke tahun, produksi minyak bumi indonesia masih melebihi dari konsumsi atau kebutuhannya, dan semenjak tahun 2004 (pak sby menjabat presiden) angka impor minyak bumi selalu menurun dan menurun, jadi sebetulnya saya ingin menanyakan, apakah "SUBSIDI" BBM itu diperlukan melihat data diatas, seharusnya kita bisa memakai dari seluruh produksi dalam negeri untuk digunakan kebutuhan dalam negeri, sisanya kita bisa ekspor tanpa perlu mengimpor lagi, inilah data yang disembunyikan oleh pemerintah kepada khalayak umum, namun saya mendapatkan data tersebut dari Link berikut ini
anehnya,kita tidak menemukan data itu di media-media yang ada di indonesia ini baik media internet maupun media cetak, saya hanya menemukan sekali di koran gratisan yang dibagikan di halte-halte busway itupun di halaman yang agak belakang dan tulisannya kecil

konspirasi pemerintah kah??

kita tidak tahu

berfikir positif memang baik

namun teliti dan mengetahui tidak ada salahnya

apakah pantas orang yang memiliki suatu barang harus membeli barang tersebut kembali dengan harga mahal??? kalaupun iya, tentunya dia juga menjual dengan harga yang mahal, dan membeli kembali dengan harga yang sama, artinya tidak ada kerugian, yang di dalam hal ini (BBM) kerugian ditambal dengan "SUBSIDI"

masih banyak data-data yang sebetulnya bisa dilampirkan untuk membuktikan bahwa indonesia seharusnya memiliki harga BBM yang murah, tapi saya hanya melampirkan data secara kasarnya di atas saja, anda bisa mencari-cari nya lagi di internet,tentu saja kita tanyakan kepada mbah dukun yang paling tahu segalanya, yaitu mbah google, di fachri.net disediakan langsung google search nya di samping kanan blog ini

ada beberapa hal lagi

-Melonjaknya harga minyak dunia membuat negara-negara eksportir minyak seperti di timur
tengah menjadi jauhh lebih makmur, bagaimana dengan indonesia yang sumber daya alamnya
tidak sekedar minyak bumi saja?anda boleh jalan-jalan ke quwait, qatar atau dubai, negara
mereka yang tadinya hanya padang pasir berubah menjadi megapolitan lengkap dengan
highway nya dan mobil-mobil mewah bertebaran dimana-mana dan mereka bisa membuat
padang pasir mereka berubah menjadi surga hijau, tentu saja tanaman-tanaman palsu, tidak
semudah itu untuk menghijaukan padang pasir.


-Banyak yang menyebutkan bahwa harga BBM di indonesia adalah murah dengan
membandingkan harga negara-negara yang tidak menghasilkan minyak seperti singapore dan
inggris, mari kita bandingkan dengan negara-negara sesama eksportir minyak:

Venezuela : Rp 460/liter
Saudi Arabia: Rp 1.104/liter
Nigeria : Rp 920/liter
Iran : Rp 828/liter
Mesir :Rp 2.300/liter
Malaysia : Rp 4.876/liter


sekarang saya ingin men copy paste artikel-artikel yang saya dapat dari forum www.kaskus.us

untuk menambah referensi saja

Artikel 1:

Orang mengira Pemerintah menanggung rugi hingga Rp 123 trilyun per tahun jika harga BBM tidak naik. Padahal kenyataannya pemerintah dengan harga minyak Internasional mencapai US$ 125/barrel tetap untung Rp 165 trilyun per tahun jika manajemennya benar karena impor sebenarnya kurang dari 20% kebutuhan minyak kita. Sisanya bisa ditutupi dengan produksi dalam negeri.

Kemudian Pemerintah selalu menganggap rakyat Indonesia boros BBM. Berbagai iklan di televisi selalu menyuruh rakyat hemat. Kenyatannya pemakaian BBM di Indonesia menempati urutan 116 di bawah negara Afrika seperti Namibia dan Botswana.

Berikut adalah daftar harga minyak di seluruh dunia. Di Venezuela harganya hanya Rp 460/liter, di Saudi Arabia Rp 1.104/liter, di Nigeria Rp 920/liter, di Iran Rp 828/liter, di Mesir Rp 2.300/liter, dan di Malaysia Rp 4.876/liter. Rata-rata pendapatan per kapita di negara-negara tersebut lebih tinggi dari kita. Sebagai contoh Malaysia sekitar 4 kali lipat dari negara kita.

Anehnya di negara kita premium yang saat ini harganya Rp 4.500/liter akan dinaikkan hingga Rp 6.000/liter sementara harga Pertamax sekitar Rp 8.700/liter.

Jelas bedanya antara negara yang mementingkan kepentingan rakyat dengan negara Neoliberalis/Pro Spekulan Pasar yang hanya mengikuti harga minyak Internasional.

AS dan Cina adalah importer minyak terbesar dan ketiga di dunia *1. Tapi harga minyak di AS cuma Rp 8.464/liter sementara Cina Rp 5.888/liter.. Padahal penduduk kedua negara lebih besar dari Indonesia (Cina penduduknya 1,3 milyar) .

Indonesia meski premium cuma Rp 4.500 (yang akan dinaikkan jadi Rp 6.000/liter) namun harga Pertamax mencapai Rp 8.700/liter. Lebih tinggi dari harga di AS. Padahal UMR di Indonesia cuma US$ 95/bulan sementara di AS US$ 980/bulan. Jadi Indonesia ini benar-benar mengikuti kemauan spekulan pasar/kaum Neoliberalis.

Dengan memakai patokan harga Internasional US$ 125/barrel maka rakyat AS yang UMRnya US$ 980/bulan masih bisa menabung US$ 955/bulan sementara rakyat Indonesia yang UMRnya hanya US$ 95/bulan harus ngutang sebanyak US$ 30/bulan. Memang rakyat miskin tidak punya mobil mewah, tapi mereka kan tetap harus pakai angkot atau sepeda motor. Dan itu pakai BBM!


Artikel 2:

Kenaikan BBM yang terjadi karena alasan subsidi BBM Rp 126 trilyun sudah terlalu besar dan bisa dialihkan menjadi subsidi langsung ke bidang pangan dan kesehatan untuk rakyat. Selain itu selisih harga BBM subsidi dan non subsidi hendaknya tak lebih dari Rp 1000/liter saja kata mereka.

Meski sekilas benar, namun wacana seperti ini tak lebih dari penipuan yang akan membuat rakyat semakin menderita.

Pertama-tama kenaikan harga BBM ini bukan cuma sekali-dua kali. Tapi sudah terjadi berkali-kali dari harga premium Rp 450/liter, kemudian naik jadi Rp 700, rp 1.000, 1.300, hingga jadi Rp 4.500/liter seperti sekarang. Toh apakah pangan jadi lebih murah? Beras raskin saja harganya saat ini jadi Rp 2.500/kg. Lebih mahal ketimbang beras biasa sebelum kenaikan karena seiring kenaikan harga BBM, maka harga pangan otomatis akan naik sebab pangan itu didistribusikan pakai kendaraan. Bukan digemblok dengan jalan kaki saja…

Kemudian apakah saat ini kesehatan jadi terjangkau oleh rakyat? Jangankan sehat, rakyat lapar saja pemerintah tidak mampu mengatasinya. Diperkirakan saat ini 5 juta BALITA mengalami kurang gizi/busung lapar karena kelaparan.


Artikel 3:

Satu alasan kenapa subsidi langsung untuk rakyat miskin tidak jalan adalah karena kriteria orang miskin di Indonesia tidak tepat. Terlalu rendah. Kriteria orang miskin di Indonesia adalah jika pendapatan mereka kurang dari Rp 167 ribu per bulan atau hanya Rp 5.500 per hari (kurang dari US$ 0,6/hari). Padahal setahu saya biaya kontrak/indekos saja paling murah Rp 100 ribu/bulan (orang miskin jarang punya rumah sendiri). Kemudian biaya makan paling tidak rp 3.000 sekali makan. Kalau 3 x makan biayanya Rp 9.000. Dengan garis kemiskinan yang sangat rendah ini, jumlah orang miskin di Indonesia ada 37 juta jiwa. Jika gaji anda Rp 200 ribu/bulan, menurut kriteria ini anda orang kaya dan tidak layak disubsidi!

Sementara menurut standar Bank Dunia, garis kemiskinan absolut adalah US$ 1/hari untuk satu orang. Sementara Garis kemiskinan moderat US$ 2/hari. Dengan standar Bank Dunia, jumlah orang miskin absolut di Indonesia ada 62 juta jiwa. Dari kriteria garis kemiskinan ini saja sudah ada 25 juta rakyat miskin absolut yang tidak dapat bantuan dan bisa kelaparan!

Bahkan di Kalsel saja 50% penduduk miskin belum terdata! Jadi harus diakui pemerintah kita tidak mampu menyalurkan bantuan langsung.

Jika memang ada yang tidak berhak menikmati subsidi BBM, harusnya pemerintah melarang pihak yang tidak berhak untuk menikmati subsidi BBM. Caranya yang boleh beli premium bersubsidi di pom bensin adalah kendaraan angkutan umum plat kuning, kendaraan truk/pick-up angkutang pangan. Kalau kendaraan pribadi seperti sedan atau minibus seperti kijang langsung dilarang membeli premium subsidi. Mereka harus beli pertamax atau premium non subsidi. Sementara kendaraan yang dipakai rakyat menengah bawah seperti angkutan umum dan angkutan pangan harus dapat Subsidi Langsung BBM. Harusnya sederhana kan?

Artikel 4:

ika pemerintah ingin mencabut subsidi, sebaiknya pemerintah mencabut subsidi sekitar Rp 60 trilyun dalam bentuk bunga SBI dan ORI bagi orang kaya.

Rakyat sudah mensubsidi pemerintah sebesar Rp 500 trilyun dalam bentuk pajak sehingga para pejabat bisa menikmati gaji besar, mobil, dan rumah mewah. Oleh karena itu tidak sepantasnya para pejabat meributkan ”subsidi” BBM senial Rp 126 trilyun. Pemerintah cukup melarang pemilik mobil pribadi untuk beli premium bersubsidi. Ini sederhana sekali.

Indonesia merupakan eksportir minyak mentah terbesar di kawasan Australasia. Lebih separuh minyak yang kita produksi diekspor ke luar negeri.

Indonesia juga merupakan eksportir LNG terbesar di dunia. Indonesia mengekspor 70% produk batubara. Energi tersebut diekspor ke Jepang, Korsel, Taiwan, dsb. Jadi energi Indonesia memang diabdikan untuk Jepang, Korsel, Taiwan, dsb. Bukan untuk rakyat Indonesia.


Artikel 5:

Alasan selisih harga terlalu besar dipakai untuk menaikan harga BBM hanya berakibat harga akan naik di luar jangkauan rakyat. Selisih Rp 1.000 untuk rakyat yang kaya dengan miskin itu terlalu kecil karena jurang antara kaya dan miskin sangat lebar di Indonesia. Orang kaya seperti Aburizal Bakrie punya harta sampai Rp 50 trilyun per tahun. Sementara keluarga Basse di Makasar yang mati kelaparan penghasilannya hanya Rp 150 ribu hingga 300 ribu per bulan.

Penaikan harga BBM akan mengakibatkan seluruh harga barang naik. Dan naiknya bukan cuma 1-3% seperti ramalan sebagian ”Ahli Ekonomi”, tapi lebih dari itu (kenaikan pangan saja saat ini mencapai 100% lebih). Subsidi pangan otomatis akan naik. Perusahaan-perusahaan yang saat ini hidup bagai zombie akan banyak yang gulung tikar dan pengangguran akan merajalela. Rakyat makin menderita.

Subsidi Langsung berbagai pangan seperti beras raskin, minyak goreng, minyak tanah, dsb akhirnya justru menghabiskan waktu rakyat. Rakyat tak dapat bekerja atau berusaha karena harus antri berjam-jam untuk mendapatkan beras , migor, atau pangan lain yang lebih murah. Terkadang ada Balita yang tergencet karena ibunya berebut beras raskin. Pemandangan seperti inikah yang diinginkan oleh orang-orang yang pro kenaikan harga BBM?

Sesungguhnya meski harga minyak naik sampai US$ 200/barrel pun Indonesia masih tetap untung karena produksi minyak domestik Indonesia jauh lebih besar dari impor dan biaya mendapatkan BBM hanya US$ 15/barrel (Rp 870/liter).




PANTASKAH HARGA BBM Indonesia Saat Ini????

Senin, 26 Mei 2008

Grand Opening fachri.net

Saudara-saudara Pembaca yang budiman...

setelah lebih dari 6 bulan blog saya ini vakum dan tidak ada postingan-postingan terbaru,

akhirnya saya mendapatkan jalan untuk menghidupkan blog ini kembali dengan cara membuatnya lebih mudah diakses dengan domain yang singkat yaitu dot net, sebenarnya saya ingin memakai fachri.com , namun sudah ada yang memiliki domain tersebut terlebih dahulu,akhirnya saya pakailah domain fachri.net, yah tidak memalukan amat lah

yah, pembukaan domain fachri.net diwarnai oleh kisruh kenaikan BBM akhir-akhir ini, mudah2an dalam waktu dekat saya bisa membawakan tulisan mengenai kenaikan BBM di negara ini yang seharusnya tidak terjadi,tentu saja dengan data dan angka2 yang lengkap,tidak seperti pemerintahan kita yang tertutup akan angka-angka, hanya memberi alasan "HARGA MINYAK DUNIA"

bukankah indonesia eksportir minyak.......

dan negara-negara eksportir minyak lebih makmur setelah meroketnya harga minyak dunia seperti di timur tengah,venezuela dan lain-lain

mengapa kemelaratan dan penderitaan malah makin menjadi di indonesia???